Sunatullah Kekuasaan

Sunatullah Kekuasaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Jiwa pemimpin itu magnet. Jiwa pemimpin itu inti atom. Yang dekat dan berkeliling di sekitar para pemimpin seperti jiwa pemimpinnya.

Jiwa pemimpin yang zalim dan bodoh. Maka orang yang paling pintar pun akan menjadi bodoh di sekitar pemimpin yang berjiwa zalim dan bodoh.

Jika jiwa keadilan hadir pada diri pemimpin, Ilmu, teknologi, kepintaran akan datang dengan sendirinya. Semua bisa diciptakan dengan beragam kebijakan kekuasaan.

Jika jiwa pemimpinnya adil, kemakmuran dan ketentraman bisa diciptakan dengan kebijakan kekuasaan.

Bila jiwa pemimpin berkomitmen mewujudkan tujuan negara, maka Allah akan memfasilitasi semua yang dibutuhkan untuk mewujudkannya.

Bila jiwa pemimpin ingin menciptakan kemaslahatan manusia, maka Allah akan memudahkan urusannya. Itulah Sunatullah kekuasaan.

Sunatullah kepemimpinan ini telah diwasiatkan oleh Muhammad Al Fatih pada keturunannya. Ini akan terus berulang.

Menurut Umar bin Khatab, pemimpin adalah perantara antara Allah dan rakyat. Allah menyerahkan sebagian urusan manusia  pada pemimpin.

Allah mengharamkan kezaliman. Saat perantara-Nya atau pemimpin berlaku zalim, maka dicabut semua pertolongan-Nya.

Adakah pemimpin zalim yang menciptakan kemakmuran? Adakah pemimpin yang tak merealisasikan tujuan negara membuat rakyatnya sejahtera?

Dalam sejarah Islam, pemimpin yang adil berasal dari mereka yang selalu ingat pada kematian. Ingat mati mendorong jihad membangun negri dan ingat pertanggungjawaban kepada Allah.

Dalam sejarah, pemimpin yang zalim lahir dari mereka yang berorientasi pada kemewahan,  kekikiran dan persaingan kekuasaan.

Tanda kekikiran penguasa, obral fasilitas pada pejabat negara. Namun memotong beragam subsidi dan fasilitas bagi rakyatnya.

Kikirnya penguasa, penyebab lenyapnya rintihan doa kebaikan dan munculnya "laknat"  rakyat kepada penguasa. Ini awal kehancuran penguasa.

Sehebat apapun penguasa. Andai seluruh alat kekuasaan mendukung penguasa, tetap akan terjungkal dengan "laknat" dari rakyat yang  semakin banyaknya dizalimi.

Kemahadahsyatan alat kekuasaan pasti lunglai oleh rintihan rakyat kecil yang terzalimi yang dipanjatkan di sepertiga akhir malam.

Inilah sunatullah yang berlaku kepada pemegang kekuasaan yang paling kuat sekali pun. Kekuatan penguasa hancur oleh rintihan yang terzalimi.

0 Komentar