Filosofi Angka Binner (0 dan 1) dalam Al-Qur'an dan Hadist

Filosofi Angka Binner (0 dan 1) dalam Al-Qur'an dan Hadist

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Angka 0 (nol) dan satu (1). Bila mau meng"nol"kan diri maka akan sampai pada yang Esa yaitu tingkatan Makrifatullah. LaIlla hailallah.

Angka biner memuat dua angka yaitu 0 dan 1. Inilah yang membuat teknologi informasi berkembang pesat. Meniadakan diri dan mengesakan Allah, membuat manusia menembus semua batas keterbatasan ruang dan waktu.

Angka satu (1) disebutkan Al-Qur'an dalam konteks ketauhidan, penghambaan dan amal. Tujuan, visi dan niat harus tertuju pada yang Esa yaitu Allah.

Angka nol (0) disebutkan dalam konteks sumber ilmu, kekayaan dan kekuasaan. Semuanya dari rahmat Allah bukan kehebatan manusia.

Nabi Sulaiman dan Zulkarnaen yang selalu menggunakan angka nol (0) saat kekuasaan, kekayaan dan kekuatan berada dalam genggamnya. Semuanya rahmat Allah.

Rasulullah saw melakukan Isra Miraj, menang dalam pertempuran, atas  kehendak dan pertolongan Allah. Bila ingin meraih yang ada di bumi, "nol"kan diri.

Setiap kenaikan tingkat dari satuan ke belasan, dari belasan ke ratusan, ribuan hingga milyaran. Pasti ada penambahan angka nol (0). Mengapa?

Tancapkan "Lahaula wala quwata ilabilahi aliyul azim" dalam semua ikhtiar, peristiwa dan karya. Inilah cara meningkatkan kapasitas diri dan kesempurnaan karya.

Dengan meng"nol"kan diri, kekuatan Allah yang akan mendesain dan memainkan peranan. Itulah cara meraih lompatan hidup.

Ada angka yang unik. Angka ini  tak disebutkan langsung dalam Al-Qur'an. Yaitu angka 9. Angka 9 disandingkan dengan angka 1 menjadi 19. Mengapa?

Angka 9 disebutkan dalam hadist dengan cara tidak langsung, yaitu 100 kurang 1. Disandingkan pula dengan angka yang sama yaitu 99.

Dalam teori Iluminasi Yahudi, angka 9 menunjukkan nilai kehebatan dan kekuatan optimum manusia.

Kemampuan optimum manusia harus melalui proses dan ikhtiar. Seperti proses 100 kurang satu (1). Harus ada satu yang dibuang yaitu hawa nafsu.

Kekuatan optimum manusia tergali bila disandingkan dengan Esa atau satu, yaitu Tauhid atau makrifatullah. Ini filosofi angka 19 dalam Al-Qur'an.

Bila manusia berhasil menyambungkan akal, otak, raga, ilmu, teknologi, emosi dan jiwa. Yang bisa diraih hanya angka 8 saja.

Umat Islam dapat langsung meraih kemampuan maksimal tanpa proses deret angka dengan menyandingkan dirinya dengan angka 1 dan nol (0).

Proses menyandingkan 1 dan 9, jadi 19. Proses 100 kurang satu, 99 atau asmaulhusna. Itulah rahasia lompatan sejarah di era Romawi dan Persia.

0 Komentar